Abstract

Anak luar kawin adalah anak yang lahir dari hubungan antara seorang pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah menurut hukum. Penelitian ini membahas kedudukan hukum anak luar kawin dalam perspektif hukum Islam dan hukum perdata di Indonesia. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kedudukan anak luar kawin serta bagaiman kewajiban dan tanggung jawab ayah biologis terhadap anak luar kawin. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pernikahan dalam menjaga kehormatan dan melanjutkan keturunan, serta implikasi hukum bagi hak anak yang lahir di luar ikatan perkawinan yang sah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan menggunakan metode penelitian yuridis normative. Bahan penelitian dikumpulkan melalui studi dokumen berupa penelusuran beberapa peraturan perundang-undangan dan studi kepustakaan seperti buku, jurnal, internet dan referensi lain yang relevan untuk menganalisis status kedudukan hukum anak luar kawin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan hukum anak luar kawin mengalami perubahan signifikan setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010, yang memungkinkan anak luar kawin memiliki hubungan perdata dengan ayah biologisnya jika dibuktikan secara ilmiah. Dalam hukum Islam, anak luar kawin hanya memiliki nasab dengan ibu dan tidak berhak atas nafkah, perwalian, atau warisan dari ayah biologis. Namun, ayah tetap memiliki tanggung jawab moral terhadap kesejahteraan anak. Sebaliknya, hukum perdata memberikan hak kepada anak luar kawin yang diakui untuk menuntut nafkah dan waris, meskipun hak warisnya terbatas. Penelitian ini menekankan pentingnya perlindungan hak anak luar kawin dalam konteks hukum yang berkembang di Indonesia. Kata Kunci: anak luar kawin, hukum Islam, hukum perdata, hubungan hukum, hak anak.