PERBURUAN LIAR MACAN JAWA SEBAGAI SATWA LANGKA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

LEONARDO TURNIP, 2020 PERBURUAN LIAR MACAN JAWA SEBAGAI SATWA LANGKA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN Skripsi

Abstract

Macan Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera Pardus Melas merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan menjadi satu-satunya satwa pemangsa yang memiliki arti penting dalam ekosistem, salah satunya sebagai pengendali populasi suatu spesies tertentu yang akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem. Faktor pengancam keberadaan Macan Jawa adalah perburuan liar. Perburuan liar adalah pengambilan hewan dan tanaman liar secara ilegal dan bertentangan dengan peraturan konservasi serta manajemen kehidupan liar. Tindak pidana perburuan liar ini merupakan kejahatan serius yang harus menjadi prioritas dalam penegakan hukumnya karena memiliki dampak negatif yang sangat besar dalam tatanan suatu ekosistem. Permasalahan yang akan di teliti oleh penulis dalam penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor pendorong terjadinya perburuan liar macan jawa dan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam untuk melindungi Macan Jawa sebagai satwa langka. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif yaitu penelitian yang berdasarkan data kepustakaan guna untuk mengumpulakan data sekunder yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis, yaitu penulisan yang menggambarkan dan menganalisis faktafakta apa adanya sesuai dengan persoalan yang menjadi objek kajian. Tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan dan penelitian lapangan, serta menguraikannya dalam bentuk penelitian dengan mengkorelasikan antara data primer dan data sekunder dengan cara peneltian secara kualitatif. Berdasarkan Hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mendorong terjadinya perburuan liar Macan Jawa yaitu lemahnya patroli hutan atau pengawasan langsung yang dilakukan BKSDA sehingga memberikan peluang bagi para pemburu melakukan perburuan liar dan para penegak hukum yang berwenang dibidang tindak pidana ini kurang optimal dalam mengusut setiap kasus yang berhubungan dengan macan jawa. Upaya-upaya yang dilakukan oleh BKSDA untuk melindungi dan melestarikan Macan Jawa diantaranya mulai mengacu kepada peraturan yang telah ditentukan namun Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat perlu segera membuat IKU (Indikator Kinerja Utama) untuk menjadikan ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana petugas telah berhasil mewujudkan sasaran stategis yang telah ditetapkan dalam pengelolaan Cagar Alam dan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa Tahun 2016–2026.

Citation:
Author:
LEONARDO TURNIP
Item Type:
pdf
Subject:
skripsi
Date:
2020