Abstract

Antisipasi atas tindak pidana perkosaan di antaranya dengan memfungsikan instrumen hukum pidana secara efektif melalui penegakan hukum dan diupayakan perilaku yang melanggar hukum ditanggulangi secara preventif dan repretif. Sesuai dengan sifat dari hukum pidana yang memaksa dan dapat dipaksakan, maka setiap perbuatan yang melawan hukum itu dapat dikenakan penderitaan yang berupa hukuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis putusan hakim terhadap tindak pidana kesusilaan terhadap anak dibawah umur dalam putusan Nomor : 140/Pid.Sus/2020/PN.Kpg. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif. Pendekatan hukum normatif ini dimaksudkan untuk mencakup tentang penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum serta penelitian terhadap sinkronisasi hukum. Adapun yang didapatkan dari penelitian ini. Pertama, Penerapan hukum dalam kasus ini berdasarkan penelitian JPU dan majelis hukum dianggap sudah sesuai, dan menggunakan asas hukum yang sesuai “lex spesialis de rogat lex generalis”. Putusan dalam kasus ini peneliti berpendapat bahwa majelis hakim bisa menambahkan kurungan lebih dari 6 tahun mengingat dalam Undang-Undang maksimal kurungan 15 tahun penjara. Kedua, upaya hukum terhadap kasus kesusilaan terhadap anak dari hasil penelitian kasus ini tidak bisa di toleransi baik pelaku orang tua bahkan sesama anak, pelaku kesusilaan terhadap anak dibawah umur akan mendapatkan hukuman yang sama. Bagi korban perlu adanya rehabilitasi dan pendampingan jangka panjang agar psikologis anak tetap stabil.