Abstract

Popularitas K-Pop, termasuk NCT Dream, telah meroket di Indonesia, dan Somethinc memanfaatkan tren ini dengan menjadikannya sebagai brand ambassador untuk produk skincare mereka. Namun, produk yang diterima konsumen tidak sesuai dengan yang telah diperjanjikan, yaitu kemasan yang tidak memuat logo NCT Dream. Kasus ini menimbulkan protes dan menunjukkan perlunya penyelesaian sengketa yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelesaian sengketa konsumen dalam kasus Somethinc melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan memahami aspek hukum perjanjian jual beli sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan empiris. Spesifikasi penelitian deskriptif analisis bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai fenomena yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan, konsumen yang merasa dirugikan oleh Somethinc dapat mengajukan penyelesaian sengketa melalui BPSK, yang menawarkan proses transparan dan tanpa biaya. BPSK menyediakan forum resmi dengan langkah-langkah terstruktur seperti pemilihan forum dan jenis penyelesaian sengketa (arbitrase, mediasi, atau konsiliasi), dengan kerjasama kedua belah pihak dan pengetahuan hukum yang memadai sangat penting untuk melindungi hak konsumen. Ketidaksesuaian desain kemasan produk dengan perjanjian mengindikasikan adanya wanprestasi dari pihak Somethinc yang mengakibatkan ketidakpuasan dan kerugian bagi konsumen tanpa adanya kompensasi. Kata Kunci: Alternatif Penyelesaian Sengketa, BPSK, NCT Dream.